Banner Govlog by XL Aviata

Minggu, 01 April 2012

Kalimat Induktif

Senyum meruncing seakan hendak membelah kedua pipinya yang padat kala dia tersenyum. Rambut hitam nan panjang yang nyaris selalu dibiarkan terurai, menggoda angin untuk menghembuskan dan menjadikannya terlihat semakin bergelombang. Juga selalu dapat kucium aromanya, wangi bahan kimiawi yang bercampur dengan bau alami rambut itu sendiri. Jemari kecilnya senantiasa terlihat mengajak jari ku untuk terus menggenggamnya, seakan meminta perlindungan dari lenganku yang lebih besar darinya. Kulit yang coklat mengeksotiskan keberadaan dirinya yang terlihat semakin berkilau di bawah terjangan sinar mentari. Dan matanya, dua mata terindah yang pernah kusadari. Harus kukatakan aku adalah pengagum kedua benda itu. Oh, segala keindahan manusiawi itulah yang akan selalu terekam dalam memori alam sadarku juga memicu munculnya satu rasa saat tak bersama. Rindu.
Sudahkah kau makan, tanyanya melalui sebuah pesan singkat. Kepedulian yang ditunjukan dari hal-hal yang kecil. Jangan pulang larut malam nanti jadi capek dan tak bisa kerjakan tugas, pesannya yang lain. Posesif? Lebih baik dari pasif. Penghargaan keberadaanku dalam hidupnya, seperti itulah cara manisnya. Kemanja-manjaan, walau tak semanja saat dia masih kecil. Mungkin terlihat menyebalkan, namun jujur, itulah yang paling kunanti darinya. Bagaimanapun ia begitu mandiri, tanggung jawab sebagai sulung dari tujuh bersaudara benar-benar telah menempa karakter dan sikapnya menghadapi dunia. Sesungguhnya bukan ia yang harus memikul tanggung jawab itu, namun takdir menyuratkan kisah lain baginya. Hampir dapat kurasakan kesedihannya, tapi aku akan tetap menjadi orang lain baginya. Oh, segala yang ada padanya itulah yang akan melecutkan ku untuk terus-menerus menjaganya, sampai selama yang aku mampu.

Kalimat Deduktif

Ada banyak alasan mengapa orang lebih memilih untuk menggunakan Android ketimbang Sistem Operasi (Operating System/OS) pada ponsel cerdas lainnya. Salah satunya adalah harga dari perangkat yang cukup terjangkau ketimbang perangkat sejenis dari OS yang berbeda, sebut saja BlackBerry dan iPhone. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh sangat banyaknya vendor pabrikan pembuat ponsel yang memasukkan OS Android ke dalam perangkat buatannya. Itulah juga yang mengakibatkan tersedianya lebih banyak tipe dan model dari ponsel cerdas Android, yang pada akhirnya lebih dapat menarik minat konsumen yang sudah jenuh dengan bentuk ponsel yang begitu-begitu saja. Selain itu sifat OS Android yang Bersumber Terbuka (Open Source) yang membuat OS ini dapat dengan mudah dikostumisasi oleh para pemiliknya, baik tampilan antar-mukanya ataupun performa dari perangkat itu sendiri.
Namun dengan banyaknya vendor pabrikan ponsel yang mengadopsi OS Android pada perangkat buatannya, hal tersebut juga yang menimbulkan banyak masalah baru. Yang teranyar adalah masalah fragmentasi yang terjadi antar tipe ponsel yang dibuat oleh masing-masing vendor yang berbeda. Dengan kostumisasi yang dirancang secara khusus untuk tiap-tiap tipe mengakibatkan banyak spesifikasi OS Android yang mengalami perbedaan dari bentuk aslinya. Hal ini berdampak pada banyaknya aplikasi yang dapat dijalankan dengan baik pada satu tipe ponsel Android, namun berjalan dengan sangat buruk atau bahkan tidak kompatibel sama sekali pada tipe ponsel Android yang lain. Inilah yang pada akhirnya menurunkan minat para pengembang aplikasi untuk menyiptakan aplikasi-aplikasi baru pada ponsel Android, karena memang sangat merepotkan untuk membuat satu aplikasi yang dapat berjalan baik pada semua tipe ponsel yang berbeda spesifikasi perangkat lunak dan perangkat kerasnya.