PT. Pindad yang rencananya akan kembali memproduksi senapan mesin dan peluncur mortir, sejarahnya senapas dengan PT. DI atau PT PAL, adalah pabrikan bekas kompeni Belanda. Sejarahnya cukup tua, dimulai sejak 1808 ketika perusahaan Belanda mendirikan Bengkel Persenjataan (Artillerie Constructie Winkel, ACW) di Surabaya.
Pada 1918 bengkel tersebut dipindahkan ke Bandung. Lalu pada 1924 digabungkan dengan Pabrik Munisi Ringan (WDW), Pabrik Bahan Peledak dan Munisi Berat (PW), dan Pabrik Munisi Berat (PF). Namanya menjadi Perbengkelan Artileri.
Namun sejalan dengan kemerdekaan dan disepakatinya Konferensi Meja Bundar, pemerintah Indonesia menasionalisasi hampir seluruh industri strategis Belanda. ACW pun berganti nama menjadi Pabrik Senjata Amunisi dengan manajemen dipegang oleh TNI AD. Namanya adalah Perindustrian Angkatan Darat yang disingkat menjadi Pindad.
Setelah mengalami beberapa kali penyempurnaan, pada 29 April 1983, statusnya berubah menjadi BUMN dan nama perusahaan diganti menjadi PT. Pindad. Saat ini manajemen perusahaan berada di bawah holding company PT. BPIS.
Sejak 1983, PT. Pindad mengembangkan basis bisnisnya dengan tidak hanya berbasis militer. Produk di luar kemiliteran seperti generator, alat-alat mesin, dan banyak lagi perangkat bersifat mekanikal dan elektrikal.
Saat ini proses produksi PT. Pindad dilaksanakan di 2 tempat. Pertama adalah Divisi Amunisi di Turen, Malang, Jawa Timur. Pabrik ini menempati lahan seluas 160 hektar. Lalu yang kedua adalah Divisi Senjata, Divisi Mekanikal, Divisi Elektrikal, Divisi Forging & Casting, Unit Bisnis Toko Perlengkapan, Unit Bisnis Stamping, dan Unit Bisnis Laboratorium, yang semuanya ditempatkan di Bandung, Jawa Barat. Komplek ini menempati lahan seluas 66 hektar.
Khusus Direktorat Produksi Militer, mempekerjakan 1.546 karyawan yang terdiri dari 1.072 karyawan di pabrik dan 474 karyawan di bagian staff.
SUMBER: ANGKASA EDISI KOLEKSI IX - PISTOLS, RIFLES, & MACHINE GUNS
great..
BalasHapusThanks dude..
BalasHapus