Minggu, 17 Oktober 2010
Yari, Tombak Khas Jepang
Selasa, 12 Oktober 2010
Job Description of A Manager
Jabatan pekerjaan: MANAGER / ASST.MANAGER
Bertanggung Jawab Kepada: PRODUCTION MANAGER / PLANT MANAGER
Sasaran Tugas:
Manager bertanggung jawab untuk memfasilitasi, mengatur, mengontrol ,dan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia, bahan baku setengah jadi/ jadi dan mesin – mesin produksi di dalam wilayah tanggung jawabnya guna memaksimalkan effisiensi, meminimalkan biaya, dan menghasilkan bahan setengah jadi/ jadi yang memenuhi standard kebutuhan pelanggan.
Struktur Pelaporan:
Manager bertanggung jawab kepada Production Manager/ Plant Manager.
Sifat & Lingkup:
Departemen X (Proses A) merupakan proses antara Y dengan Z di divisi W di mana hasil proses Y masih dalam bentuk setengah jadi, diproses lanjut secara X guna mencapai barang dengan keadaan tertentu sebelum kemudian dikirim ke Z. Manager harus mampu men-supervisi secara langsung supervisor dan kepala regu di bawah tanggung jawabnya (serta mampu men-supervisi secara tidak langsung semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya) dan mampu bekerja sama dan menfasilitasi secara efektif dan efisien dengan semua bagian lain yang terkait dengan bagiannya (PPIC, Dept Y, Z , QC, Maintenance, Electric, dll.) guna memproduksi bahan jadi pada tingkat biaya yang rendah dan memenuhi batas 'Volume & Waktu' pengiriman bahan jadi yang telah direncanakan.
Hasil Utama & Tantangan:
1. Diharapkan untuk dapat memobilisasi semua proses berikut sumber daya manusia sehingga dicapai hasil produksi yang optimal.
2. Diharapkan memiliki ketrampilan pengetahuan atas 'Proses' dari setiap mesin yang menjadi tanggung jawabnya tersebut.
3. Diharapakan memiliki pengetahuan atas aplikasi produk dari pelanggan (Customer Product Knowledge)
4. Diharapkan untuk mengatur program perbaikan berkelanjutan guna mengeliminasi bahan tidak jadi (scrap) dan meningkatkan efisiensi.
Tanggungjawab Utama:
1. Bertanggung jawab dalam melakukan fasilitasi supervisi langsung terhadap supervisor, kepala regu yang dibawahinya (serta mampu men-supervisi secara tidak langsung semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya), hal ini termasuk dalam memberikan bimbingan/ pelatihan kepada anak buah guna mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi timnya dan mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang berlaku di perusahaan .
2. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kuantitas (output) , kualitas dan schedule produksi serta tingkat utilisasi mesin produkssi yang telah ditetapkan dan disepakati bersama.
3. Bertanggung jawab dalam pemenuhan standard kualitas hasil produksi sesuai dengan tingkat kebutuhan Customer & Schedule pengiriman hasil produksi sesuai PPIC schedule.
4. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard kebersihan lingkungan kerja (keteraturan/ kerapihan lingkungan kerja).
5. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja sama team yang solid.
6. Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada atasannya atas hasil kerjanya beserta analisa permasalahannya, tindakan – tindakan perbaikan atas permasalahan tersebut serta batas waktu estimasi penyelesaian masalah – masalah tersebut secara singkat, padat, dan kongkrit.
Wewenang:
1. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan kententuan/ peraturan yang berlaku di perusahaan.
2. Wewenang dalam mengatur pengoperasian mesin – mesin produksi guna mencapai hasil produksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta pemenuhan batas waktu pengiriman hasil produksi.
3. Wewenang dalam melakukan/ mengambil keputusan yang berhubungan dengan penghentian mesin produksi untuk menjaga hasil produksi yang maksimal di Departeman X.
Kualifikasi:
1. Pendidikan (Education);
a. S1 pengalaman 2 tahun
b. D3 pengalaman 3 tahun
c. SLTA pengalaman 10 tahun
d. SLTP pengalaman 15 tahun
2. Pengalaman (Experience):
a. Mechanial
b. Metallurgy
c. Dasar Operasi Mesin X
d. Dasar Proses Produksi
3. Pelatihan dan Keahlian (Training & Skill):
a. Teknis;
Dasar Operasi Mesin X
Dasar Hydraulic/Pneumatic system
b. Managerial;
Proses Produksi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber Daya Manusia
4. Persyaratan khusus:
a. Tidak cacat fisik
b. Tidak buta warna
5. Lain-lain:
a. Disiplin
b. Bertanggung jawab
c. Konsisten/stabil
SUMBER: Welcome to my Manufctre Blog
Minggu, 10 Oktober 2010
Pedang Jepang, dari Masa ke Masa
Setelah itu, Jepang memasuki masa damai 250 tahun yang dikenal dengan masa Edo. Bentuk pedang juga berubah dan ini menandai akhir masa Koto (pedang lama) dan masuk ke masa Shinto (pedang modern).
Pada akhir Era Edo, pembuatan pedang sedang menurun karena negara sedang dalam masa damai dan banyak pedang yang dibuat hanya untuk pameran, bukan untuk perang. Pedang-pedang ini biasanya punya hamon (temper line) yang indah, kalau tidak mau dikatakan norak, dan ukiran-ukiran rumit (horimono). Dalam ilmu perpedangan Jepang, masa ini dikatakan sebagai masa kemunduran pedang Jepang.
Biasanya dalam masa ekstrim seperti ini, akan ada pembaharu. Demikian juga dengan masa kemunduran ini yang terjadi pada akhir Era Edo (sekitar tahun 1780 Masehi) dan menandai dimulainya Era Pedang Shinsinto dengan munculnya ahli pembuat pedang Suishinshi Erahide, yang mempelopori kembalinya pembuatan pedang kepada kualitas Era Koto. Selama masa Shinshinto pedang yang dibuat umumnya adalah kopi dari pedang Era Koto. Dan uniknya, ada beberapa Pedang Kogarasu-Maru yang juga dibuat di masa ini.
Ini juga menandai masa banyaknya pedang tradisional Jepang yang dibawa ke Barat. Banyak koleksi di Inggris dan di Amerika terkumpul pada masa ini. Hanya sedikit sekali pedang yang dibuat secara tradisional pada masa ini, umumnya hanya untuk persembahan kuil karena Jepang mulai mengadopsi gaya Barat untuk pedang kavaleri mereka yang dibuat dengan menggunakan mesin. Baru pada tahun 1930an, di mana Jepang mulai mengekspansi Asia, pedang tradisional mulai dibuat kembali yang disebut dengan Era Showa.
Era Showa ini menghasilkan pedang dengan banyak kualitas, dari yang dibuat secara tradisional (nihonto–gendaito), sampai kepada bilah buatan mesin (showato) dengan berbagai macam variasinya. Sebagian besar dibuat berdasarkan spek militer, dengan panjang bilah antara 62,5 cm – 70 cm dan ujung tusuk medium (chu kissaki). Pedang yang dibuat pada masa ini dengan pengecualian yang dibuat dengan cara tradisional tidak memiliki nilai dari sisi keotentikan pedang jepang, selain sebagai pedang latih atau relik militer.
SUMBER: KASKUS.US